Kamis, 28 Oktober 2010

CERPEN DERITA CINTA TERLARANG

DERITA CINTA TERLARANG

By. fenny

Ku tak mengerti kenapa diriku menjadi seperti ini. Sebenarnya apa yang sedang terjadi pada diriku. Apakah perasaan ini? Kenapa?. Aku takut akan perasaan ini. Perasaan yang seharusnya tak pernah ada. Namun apa dayaku, perasaan itu sudah terlanjur bertahta di hati ku. Ku tak dapat mengelak dari perasaan ini. Sekuat apapun diriku menepisnya ku tak dapat. Aku tahu perasaan ini salah tapi apa dayaku. Aku teramat tersiksa dengan keadaan seperti ini.
Malam yang dingin dan sunyi ini semakin terasa mencekam karena tak hadirnya bintang dan bulan. Gelap dan gelap, suara binatang jangkrik meleking memekik telinga siapapun orang yang mendegarkannya. Suara jangkrik seakan mewakili jeritan hatiku yang sakit karena sebuah perasaan yang terlarang. Meski jam dinding di kamarku sudah menujukkan pukul 03.00 WIB pagi namun mata ini belum mau untuk terpejam, bayangan wajahnya, suaranya dan harum tubuhnya begitu melekat. Apakah perasaan yang sedang bermegah-megahan dihatiku ini bisa di namakan cinta?.
Gara-gara tadi malam susah tidur, pagi harinya aku pun terlamabat bangun. Setelah selesai mandi dan berdandan akupun langsung melunjur ke kantor. Untung tidak telat.
Senyumnya, tawanya, jangan aku tidak boleh mengingat–ingat dia lagi. Dan aku  harus membuang perasaan ini jauh-jauh, dan bagaimanapun caranya aku harus menepisnya. Aku tidak boleh terbawa perasaan ini karena pastinya banyak orang yang akan kecewa.
“Van,,,Vany,,”.
“Apa Din?”
“Kamu kenapa? dari tadi aku perhatikan melamun terus, ada masalah?”
“Ah siapa yang melamun, orang aku lagi mikir bukannya melamun.”
“Yang bener?”
“Ya beneran lah, sudah sana kamu kembali ke meja kerjamu  ntar diomelin sama Bu  Gea baru tau rasa.”
“ Kalau ketahuan dia aku disini, bukan cuma di omelin tapi bisa-bisa aku di makan he,,,,”
Kenapa diriku menjadi seperti ini, pekerjaan menjadi terbengkelai  harus bagaimana lagi coba aku melupakannya dan membuang jauh perasaan ini. Yang sudah membuat diriku menderita. Rasa bingung, cemas, gundah, bersalah ini bersatu dan menyerang diriku hingga ku tak berdaya.
Ku sangat lelah, sangat lelah.  Oh Tuhan berikanlah aku petunjuk. Jangan sampai aku terperangkap oleh persaan terlarang ini.
Semenjak aku putus dengan Fendi hatiku tertutup untuk siapa saja, bukan kemaunku untuk menutup pintu hatiku rapat-rapat karena hatiku sendiri yang menutup pintunya dan menguncinnya rapat-rapat hingga tak ada seorangpun yang mampu membukannya. Bahkan teman-teman sekampus ku dulu sampai menjuluki aku putri salju yang hatinya sedingin es kutub utara.  Aku juga sudah berusaha untuk membuka pintu hatiku namun usahaku gagal. Dan kenapa meski dia yang mampu mencairkan hatiku.
Siapa orangnya pasti tidak pernah menginginkan jatuh cinta dengan orang yang tak boleh kita cintai. Aku tidak tahu persis bagaimana awalanya sehingga aku bisa menjadi seperti  ini. Dan bagaiamana awalanya aku bisa jatuh cinta kepadanya semuanya mengalir begitu saja.
Tidur tak nyenyak makan pun tak enak. Wajahnya selalu  terbayang-bayang dipelupuk mataku. Aku sudah tak sanggup lagi untuk membendung perasaan ini. Aku pun sudah kehabisan akal untuk menepis jauh-jauh perasaan ini.
Ku sedang duduk di teras belakang sambil mengamati bunga-bunga yang sedang bermekaran ketika Sonia datang.
“Hai Vany,,” Sonia langsung duduk disisi kananku. Ku membalasnya dengan senyuman.
“Vany, kenapa diam, kamu tidak suka aku datang,”
Bagaimana aku tak diam, seandainya kamu tahu apa yang sedang bergejolak didalam hatiku ini. Jika kamu tahu mungkin kamu akan sangat kecewa sekali atau bahan kamu akan membenci aku. Tapi sekali lagi apa dayaku.
“Vany,,kalau kamu tidak suka aku disini aku akan pergi.”
“Bukan begitu Sonia, aku senang kamu main kemari.” Bukan cuma senang tapi amat senang bahkan, andainya kau tahu Sonia jika beberapa hari ini aku begitu merindukkanmu.
“Lantas kenapa wajahmu itu loyo sepertinya tidak suka saja, atau kamu sedang ada masalah? Cerita dong sama aku siapa tahu aku bisa membantu mu,”
Mana mungkin kamu bisa membantuku, karena ujung dari permasalahnku ini disebabkan olehmu. Andai kata kamu tahu, aku teramat tersiksa karena dirimu.
“Aku baik-baik aja kok, cuma kecapekaan.”
“Oh,,,Vany aku pingin tanya kepadamu kenapa belakangan ini kamu menghindariku, sms ku dan telfon ku tidak kamu balas, aku punya salah sama kamu?”
“Ah masa iya mungkin itu perasaanmu saja, maaf bukannya aku tidak mau membalasnya namun aku itu sibuk banget.”
“Vany kamu jangan bohong sama aku, aku tahu betul kamu, sesibuk-sibuknya kamu, biasanya kamu pasti balas sms atau telfonku, dan aku merasa kamu itu menjauhiku, sebenarnya ada apa? Jika tidak sengaja perkataan maupun tingkah  ku melukai hatimu aku minta maaf.”
Bagaimana aku mengatakannya kepadamu. Jika aku berterus terang kepadamu aku takut kamu akan membenciku , jujur aku tidak sanggup jika harus kehilanganmu.
“Kenapa diam lagi,”
“Aku kan udah bilang mungkin itu perasaanmu saja, aku merasa hubungan pertemanan kita baik-baik saja.”
“Aku benci sama kamu Van, kenapa kamu itu tidak mau berkata jujur, aku tahu betul kalau belakangan hari ini kamu menghindariku, kenapa kamu lakukan ini kepadaku, aku sangat sayang kepadamu, dan aku tidak ingin kehilanganmu, selama ini kamu yang selalu menemaniku saat aku sedih maupun bahagia, dan dirimu juga yang paling mengerti diriku.” Sonia menagis.
Oh Tuhan aku tak sanggup melihat Sonia menitikkan air mata, aku sangat menyayangi orang disampingku ini. Aku tidak ingin dia menderita, aku akna melakukan apa saja untuk membuatnya bahagia aku tidak ingin melihat ada satu air matapun jatuh dari matanya. Tapi bagaimna caranya aku menjelaskan kepadanya duduk permasalahannya.
“Diam, diam terus tidak usah bicara, kenapa kamu melakukan ini semua kepadaku, kalau kamu memang tidak mau bicara padaku sebaiknya aku pergi saja dari sini.” Sonia beranjak dari tempat duduknya.
“Sonia maaf kan aku, jika kamu ingin tahu kenapa belakangan hari ini aku menghindarimu baik lah aku akan mengatakan sejujurnya kepadamu. Aku tidak peduli lagi nantinya setelah aku berterus terang kepadamu, kamu jadi membenciku ataupun merasa jijik. Entah perasaan apa ini, tapi yang pasti wajahmu selalu terbayang dipelupuk mataku, dan aku rasa aku mencintaimu, aku tahu ini salah tapi aku juga tidak bisa berbuat apa-apa, perasaan ini mengalir begitu saja, oleh sebab itu aku mulai menghindarimu, aku berharap dengan menghindarimu untuk beberapa saat perasaan itu akan pudar namun aku salah semakin aku berusaha menghindarimu semakin besar rasa sayang ini kepadamu. Jika kamu menganggapa aku gila ya mungkin aku memang gila. Kalau aku boleh memilih aku juga tidak mau mempunyai perasaan seperti ini kepadamu.”
Sonia kembali duduk dan kemudian memelukku, aku terkejut tadinya aku fikir, aku akan mendapatkan sebuah tamparan atau cacian. Sonia menangis didalam pelukkanku. Aku bingung kenapa dia menangis. Mungkin dia menagis karena dia kasihan kepadaku?.
“Kenapa kamu tidak jujur, seandainya aku bisa membaca hatimu, kita tidak akan tersiksa seperti ini.” Ku lepas pelukkan nya dan kemudian menatapnya lekat-lekat.
“Apa maksud perkataan mu.”
“Aku juga merasakan hal yang sama seperti mu.”
“Jadi,,”
“Ya,,”
“Tapi ini salah, kita tidak bisa membiarkannya.”
“Vany, jadi maksud kamu kita berdua harus membuang perasaan ini, kamu egois tahu nggak, aku tahu ini salah tapi ini semua juga bukan keinginan kita,  jika perasaan ini menjadi ada seperti ini juga bukan kita yang mau. Aku tidak sanggup jika harus membunuh perasaan ini, aku menyayangi, aku ingin selalu berada didekatmu, aku tak sanggup jika harus kehilanganmu, aku tidak bisa hidup tanpamu.” Sonia memelukku. “Aku sangat mencintaimu.”
“Tapi ini salah,,kita tak mungkin menjalin hubungan terlarang ini, apa kata orang-orang disekitar kita nanti.”
“Masa bodoh dengan mereka, sekarang aku tanya padamu, apakah kamu sanggup jika kita berdua harus berpisah? Karena kalau kita memutuskan untuk membunuh persaan ini maka kita berdua harus berpisah tak mungkin kita berteman lagi, karena jika kita masih tetap bersama, aku yakin persaan itu akan terus ada.”
“Aku tidak tahu,,”
“Sayang kita jalani saja hubungn kita ini, masa bodoh dengan orang lain, karena mereka tidak akan pernah tahu bagaimana menderitannya kita jika kita tidak bersama dan bukan salah kita juga jika aku dan dirimu saling mencintai.”
Ku jalani hari-hariku penuh semangat. Meski aku tahu jalinan kasihku dengan Sonia terlarang aku tidak peduli. Aku mencintai dia dan dia pun mencintaiku. Malah sekarang aku dan Sonia tinggal bersama dia pindah dari apartemenya ke rumahku, lagian aku di rumah juga cuma sendiri semua keluargaku ada di kampung. Sebenarnya Sonia mempunyai rumah dan keluarga di sini namun karena keluarganya kurang harmonis dia memilih hidup sendiri di apartemen.
Selama ini hubungan kami berdua tidak ada yang mengetahui semua orang mengira jika hubungan kami berdua hanya sebatas prtemanan. Selama ini hubungan kami berdua baik-baik saja. Aku sangat bahagia  sekali.
Minggu pagi, saat aku sedang berada diruang tengah sambil nonton tv. Sonia menghampiriku sambil membawakan secangkir kopi. Di letakkannya secangkir kopi itu di atas meja, kemudian duduk di sampingku dan menyandarkan kepalanya dipundakku. Harum rambutnya menyerbak memenuhi hidungku.
“Makasih sayang.”
“”Sayang kita kepantai yuk, kan sudah lama banget kita tidak kesana.”
“Gimana ya?”
“Ayolah sayang, please kebetulan hari ini libur kamu juga tidak ada kerjaan, aku juga tidak, dari pada di rumah saja kan lebih enak kalau kita refresing.”
“Baiklah, apa sich yang nggak buat kamu, ya sudah kamu siapa-siap sana aku juga mau siapa-siap.”
Kita berduapun pergi ke pantai. Aku merasa risih saat di pantai karena ada beberapa pasang mata yang melihat kami.
“Sayang aku risih disini kita pulang saja yuk.”
“Ngapain risih biarin aja lagi,,”
“Tapi Sonia banyak orang yang memandang kita, mungkin mereka berfikir jika kita itu tak wajar.”
“Bukannya kenyataannya memang begitu, kita berdua memang sepasang kekasih, kenapa meski risih.”
“Sonia, kita itu sekarang hidup di Indonesia yang beradat timur.”
“Jadi kamu malu,,”
“Bukan itu maksud ku,,,” Sonia berlari meninggalkanku,  kita pergi kepantai untuk refesing malah jadi bertengkar, tapi ini semua salah ku. Sampai sore datang aku belum juga menemukan Sonia. Entah kemana dia, aku tidak tahu. No HP nya juga tidak bisa dihubungi. Karena hari semakin petang aku pun memutuskkan untuk pulang. Siapa tahu Sonia sudah sampai rumah.
Sesampainya di rumah aku tidak menemukan Sonia aku menjadi khawatir, aku berusaha untuk telfon teman-temannya dan keluarganya namun mereka semua tidak tahu akan keberadaan Sonia. Aku pun semakin cemas. Lebih baik aku ke apartemennya siapa tahu dia ada disana. Betul juga Sonia ada disana, aku merasa lega sekali.
“Ngapai kemari?” aku belum pernah mendegar dia seketus itu, Sonia adalah cewek yang sangat lembut.
“Aku tahu kamu marah sama aku, tapi bukan begini caranya, kita bicarakan berdua dengan kepala dingin jangan pakai emosi.”
“Sudahlah tidak ada lagi yang perlu kamu jelaskan, semuannya sudah jelas.”
“Kenapa kamu jadi berubah seperti ini Sonia, aku tahu persis dirimu.”
“Bukan aku yang berubah Van tetapi kamu.”
“Aku yang berubah?”
“Ya, kamu berubah semenjak menjabat sebagai Direktis, kamu  tidak punya waktu lagi buat ku dan di saat aku ingin bersama kamu seperti tadi siang kamu malah memikirkan reputasi kamu di banding dengan perasaanku, kamu egois, kamu sudah  tidak mencintai ku lagi.”
“Sayang jika kamu merasa selama ini aku tidak memperhatikanmu aku minta maaf, aku janji aku akan menebus semua kesalahanku, tapi please jangan bilang kalau aku sudah tidak mencintaimu lagi, aku sangat mencintaimu, mungkin benar selama ini aku egois karena aku hanya memikirkan diriku dan tak pernah memikirkan perasaanmu. Dan untuk membuktikan jika aku sangat mencintaimu besok kita pergi ke Australia kita menikah disana.”
“Sayang,,” Sonia memelukku dan menagis didalam pelukkanku. “Maafkan aku sayang, aku terlalu takut akan kehilangan dirimu karena aku sangat mencintaimu.”
“Tidak perlu ada kata maaf dari mu, aku yang salah seharusnya aku yang minta maaf kepadamu.”
Ke esok harinya setelah aku mendapat cuti dari kantor kita berduapun pergi ke Australia. Kita berdua menikah disana, tak pernah terlintas di otakku dulu aku akan menikah dengan sesama jenis tapi mau hendak di kata jika cinta itu sudah berbicara maka tak kan bisa apa pun yang menghalanginya. Setelah pernikahan kami selesai kami berdua menghabiskan waktu kami untuk liburan. Di Australia bebas, mereka tidak akan mencemooh jika kita menjalin hubungan sesama jenis, jadi perjalanan liburanku dengan Sonia begitu menyenagkan kita tidak perlu menyembunyikan kemesraan kami. Seakan dunia ini hnya milik aku dan Sonia. Karena aku cuma mendapat cuti satu minggu dari kantor mau tidak mau akita berdua harus segera kembali ke Jakarta.
Semenjak kita pulang dari Australia sikap Sonia berubah seratus derajat, sekarang dia lebih berani menunjukkan perasaannya terhadapku didepan orang jadi aku sendirilah yang menjadi uring-uringan. Aku tidak tahu bagaimana caranya bicara ini kepadanya karena bagaimanapun aku masih mempunyai keluaraga yang harus aku jaga perasaannya terutama Ibu, hatinya pasti akan hancur jika beliau mengetahui anak perempuan satu-satunya yang selalu beliau banggakan ternyata penyuka sesama jenis.
 Apa yang aku takutkan selama ini akhirnya terjadi juga. Sepandai-pandainya aku menyimpan bangkai pasti pada akhirnya akan tercium juga bau busuknya itu. Orang-orang terdekat ku mulai curiga dengan hubunganku dengan Sonia. Dan entah dari mana mereka tahu jika aku dan Sonia sudah menikah, dalam sekejap aku merasa jika bumi ini sudah tak ada tempat lagi untukku. Cemooh demi cemooh aku terima namun apa yang bisa aku perbuat menyangkal tuduhan itu tidak mungkin karena itu memang faktanya. Dan kabar itu pun samapi juga kepada keluargaku, Ibu langsung mendapat serangan jantung ringan, aku pun tidak dianggapnya lagi sebagai anaknya, sebegitu mahalkah yang harus aku bayar karena aku sudah mencintai orang yang tidak bleh aku cintai. Jika boleh memilih aku juga tidak mau seperti ini. Kenapa mereka semua hanya memikirkan perasaan mereka sendiri kenapa mereka tidak memikirkan persaanku juga.
Di saat aku kehilangan keluargaku, teman-temanku dan yang aku punya hanya tinggal Sonia Tuhan pun mengambilnya dalam kecelakaan maut siang itu masih teringat betul dalam benakku ketika dia berpamitan untuk ke Mini Market.
“Sayang, aku Mini Market di ujung sana ya, ada bahan-bahan pokok yang harus aku beli.”
“Hati-hati dijalan.”
“I LOVE U,,,”
“LOVE U TOO.”
Aku tidak menyangka jika itu akan menjadi kata terakhirnya. Dan kini dia terbujur kaku di depanku. Tuhan sebegitu marahnya kah Engaku terhadapku hingga satu persatu orang yang aku sayangi Engkau ambil. Aku merasa hidupku kini rak ada arti lagi, apa artinya hidup tanpa siapapun orang disampingku.
4 tahun sudah.
Perlahan-lahan aku bisa melupakan Sonia dan memulai kehidupanku yang baru, aku ingin menutup lembaran  ceritaku yang lama dan menggantinya dengan cerita-cerita yang baru.
Hingga suatu hari aku berkenalan dengan seorang Pria  bernama Daniel. Dan pada akhirnya aku dan Daniel  memutuskan untuk menikah, dia tidak mempermasalahkan akan masalaluku. Dan sekarang kita berdua sudah dianugerahi seorang anak laki-laki.
Setelah bertahun-tahun mengumpulkan keberanian, dan atas dorongan suamiku, aku pun pulang ke rumah dan mengenalkan suami dan anakku kepada keluarga besarku. Dan betapa bahagiannya diriku, karean keluarga besarku menerimaku dengan baik dan sudah memaafkan diriku.






Cinta itu terkadang membuat kita lupa akan segalanya.
Kita menjadi tidak tahu mana yang baik dan tidak.
Tapi percayalah semua orang siapapun dia tidak mau
Terjebak dengan namanya jatuh cinta kepada sesama jenis
Dan kita juga tak seharusnya menyalahkan mereka maupun menjauhinya
Namun marilah kita rangkul mereka
Bantulah mereka untuk m enemukan arti sejatinya cinta
Bantulah mereka agar mereka tidak terperosok kedalah lembah kehinaan
Karena hakikatnya  mereka sama dengan kita
Dan mereka sebenarnya juga menderita
                         Ku persembahkan buat sahabatku diluar sana.
                                                                                                                                                                                                                                                                                      Yogyakarta, 19 juli 2009

1 komentar:

  1. http://jutawandomino206.blogspot.com/2017/06/nah-ini-tips-domino206-5-posisi-seks.html

    http://beritadomino2o6.blogspot.com/2017/06/alami-ejakulasi-dini-gak-perlu-obat.html

    http://detik206.blogspot.com/2017/06/nah-ini-tips-domino206-5-posisi-seks.html

    http://marimenujudomino206.blogspot.com/2017/06/heboh-pemilik-bus-jangan-larang-bus.html


    HALLO TEMAN-TEMAN DAFTARKAN SEGERA DIDOMINO206.COM JUDI ONLINE TEPERCAYA & AMAN 100% !

    SANGAT MUDAH MERAIH KEMENANGAN TUNGGU APALAGI AYO BURUAN DAFTARKAN TEMAN-TEMAN^_^

    UNTUK PIN BBM KAMI : 2BE3D683

    BalasHapus